Penulis Sastra Terbaik di Indonesia http://expositoryessaywriting.net Tue, 27 Nov 2018 12:23:03 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=4.9.8 http://expositoryessaywriting.net/wp-content/uploads/2018/06/cropped-1361310398399371120Paper-and-Pencil-32x32.png Penulis Sastra Terbaik di Indonesia http://expositoryessaywriting.net 32 32 Deretan Sastrawan Asal Indonesia Yang Karyanya Mendunia http://expositoryessaywriting.net/deretan-sastrawan-asal-indonesia-yang-karyanya-mendunia/ Tue, 27 Nov 2018 12:23:03 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=136 Sudah bukan rahasia lagi jika Indonesia memiliki banyak sekali sastrawan sastrawan yang berbakat dan bahkan di akui dunia. Indonesia memiliki kearifan lokal dan juga memiliki beragam budaya yang Indah singgah para sastrawan mampu mengabadikan hal hal tersebut ke dalam tulisan tulisan sastra milik mereka. Bukan hanya disukai oleh masyarakat Indonesia saja, dunia juga mengapresiasi segala kearifan lokal yang dihadirkan melalui karya sastra para penulis di Indonesia. Inilah yang membuat para sastrawan Indonesia akhirnya mendunia. Banyak juga buku buku yang mereka tulis dan kemudian diterjemahkan ulang ke bahasa asing dari negara negara yang berbeda.

Berikut adalah beberapa penulis penulis Indonesia yang karyanya sudah mendunia dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing.

Taufiq Ismail

Siapa yang tidak mengenali Taufiq Ismail. Dirinya merupakan sastrawan dan juga penyakit yang sangat terkenal di Indonesia. Bahasa bahasa yang keluar dari tuturnya sangat puitis dan dapat menyentuh hati siapa pun yang mendengarkannya. Sajak-sajakku yang diciptakan juga sering dinyanyikan oleh grup musik Indonesia, yaitu Bimbo. Pria yang lahir pada 25 Juni 1935 ini dinilai sebagai seorang Pionir sastra pada Era 66 an. Berbagai karyanya sudah mendunia, seperti tirani dan benteng, puisi puisi langit, dan berbagai karya lain. Karya tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing seperti bahasa Inggris ataupun bahasa Rusia. Dirinya memiliki jasa yang sangat besar dalam dunia sastra yang diapresiasi oleh tanah air dan juga internasional.

Chairil Anwar

Jika bicara tentang dunia sastra, maka tidak lengkap rasanya jika tidak menyebut nama tokoh yang satu ini. Salah satu karya fenomenal yang hingga kini masih diperdengarkan adalah “ aku “. Puisi tersebut merupakan salah satu Tonggak sastra pada tahun 45 an. Puisi tersebut sangat cocok dengan kondisi Indonesia yang saat itu tengah dicengkram oleh kolonial dan juga merupakan suara pemberontakan dari bentuk bentuk penindasan yang terjadi di Indonesia. Lahir 26 Juli 1922 ini memang memiliki kemampuan memilih kata yang tepat sehingga karya karyanya selalu menusuk ti hati. Karyanya juga tidak pernah termakan waktu.

Ahmad Tohari

Ahmad Tohari mulai dikenal oleh khalayak luas setelah menulis novel dengan tajuk Ronggeng Dukuh Paruk. Srintil dalam novel tersebut sangat fenomenal dan banyak sekali negara negara yang ingin mengangkat kisah tersebut dalam bahasa asing. Novel tersebut telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Inggris, dan juga bahasa Tionghoa. Di tahun 1995 lalu, dirinya menerima penghargaan pada ajang SEA Write Award Dan juga sastra ASEAN. Di tahun 2007 lalu, dirinya juga mendapatkan penghargaan dari Rancage. Pria yang lahir pada 13 Juni 1948 ini juga menulis novel lain yaitu bekisar merah, orang orang proyek, dan juga Kubah.

]]>
Deretan Penulis Indonesia Yang Karyanya Mendunia http://expositoryessaywriting.net/deretan-penulis-indonesia-yang-karyanya-mendunia/ Tue, 06 Nov 2018 12:34:38 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=132 Anda semua pasti setuju jika Indonesia memiliki banyak sekali penulis – penulis yang berbakat dan juga hebat. Para penulis tersebut memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain. Ada yang berakhir miris dan tragis, ada pula yang berakhir manis. Tiap individu memiliki persona nya masing – masing ketika menghadirkan suatu tulisan. Maka tentu tidak heran jika banyak sekali penerbit asing yang tertarik dan ingin kembali menerbitkan tulisan tersebut dengan bahasa yang berbeda. Sudah banyak sekali karya – karya para penulis Indonesia yang diterbitkan ulang dalam bahasa Rusia, Inggris, Prancis, Belanda, hingga Ethiophia.

Berikut adalah deretan nama – nama penulis asal Indonesia yang karyanya sudah dikenal di seluruh dunia. Yuk simak ulasan nya berikut ini :

Pramoedya Ananta Toer

Penulis yang akrab dengan sapaan pram Ini terkenal piawai dalam merangkai cerita. Dirinya juga terkenal berani untuk terus menulis, walaupun saat itu karyanya dilarang untuk dipublikasikan saat reformasi akan naik. Terdapat beberapa karya yang kemudian dirilis ulang oleh pihak asing, salah satunya yaitu seri Tetralogi Buru. Siri tersebut dirilis dalam bahasa Inggris oleh Penguins Books Australia. Dapat beberapa buku lain yang dirilis ke dalam bahasa asing, bunyi manusia, anak segala bangsa, rumah kaca, itu juga jejak langkah

Ayu Utami

Novel nya yang bertajuk Saman berhasil memenangkan prince Claus Award di Belanda pada tahun 2000. Saman sendiri juga sudah dirilis dalam tujuh bahasa asing di seluruh dunia. Buku ini juga dikenal dalam terjemahannya ketika dirilis ulang dalam bahasa Belanda.

Eka Kurniawan

Dirinya memiliki karya karya besar seperti laki harimau, kumpulan cerpen Corat-coret di toilet, dan juga O. Kosong satu novel karyanya yang terkenal fenomenal adalah cantik itu Luka. Tersebut telah ditulis ulang dalam bahasa Jepang oleh penulis Jepang yaitu Ribeka Ota.

Andrea Hirata

Menulis tetralogi laskar pelangi tersebut telah berhasil membuat novel nya laris di pasaran. Novel tersebut telah dalam 21 bahasa, yaitu termasuk di dalamnya bahasa Italia dan juga cepat Jepang. Penulis yang satu ini juga berhasil memenangkan penghargaan pada salah satu festival buku di New York pada tahun 2013 silam. Dirinya berhasil memenangkan kategori fiksi.

Goenawan Muhammad

Penulis yang satu ini juga merupakan salah satu pendiri majalah tempo. Dirinya dikenal melalui buku yang berisi kumpulan kumpulan dari esai yang ditulisnya. Dengan tajuk “ catatan pinggir “, buku tersebut telah berhasil dirilis ulang dalam bahasa Inggris. Selain itu, juga terdapat bukunya dengan tajuk “ Tuhan dan hal hal yang tak selesai “ yang kemudian juga dirilis dalam bahasa Inggris.

Itulah beberapa penulis – penulis kenamaan Indonesia yang karyanya dikenali di seluruh dunia. Bahkan apresiasi besar juga didapatkan dari para pecinta dunia literasi dunia.

]]>
Bumi Manusia, Intrepretasi Karya Milik Pramoedya Ananta Toer http://expositoryessaywriting.net/bumi-manusia-intrepretasi-karya-milik-pramoedya-ananta-toer/ Tue, 23 Oct 2018 13:50:20 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=127 Paramoedya Ananta Toer, sastrawan yang akrab dipanggil Pram tersebut merupakan salah satu sastrawan Kenamaan Indonesia yang karyanya mendunia. Beliau memiliki adik laki laki bernama Soesilo Toer. Bagi Sang adik, Pram bukan hanya seorang kakak sulung saja. Dirinya juga merupakan sosok orang tua dan juga Patron dalam kehidupan mereka.

Soes mengenang sosok Pramoedya sebagai sosok yang sangat pemberani dan juga idealis. Sama seperti Sang kakak, dirinya juga menyukai dunia penulisan dan sastra. Menurutnya, Sang kakak adalah berjuang Indonesia yang memiliki cita cita tinggi untuk menjayakan bangsa dan juga negaranya.

Di matanya, segala sesuatu yang dilakukan oleh Sang kakak memberikan bukti kecintaanNya kepada tanah air dan juga bangsa. Rasa solidaritas yang tinggi juga ditujukan kepada umat umat yang tertindas. Beliau juga dikenal memiliki hati nurani yang selalu peka terhadap keadilan, kebenaran, dan juga kemerdekaan bagi bangsa. Saat itu, kondisi Indonesia merupakan salah satu bentuk pernyataan yang menyakitkan dan juga pahit di matanya. Bangsa Indonesia yang terkenal besar memiliki keadaan yang kacau. Walaupun negara tersebut memiliki kekayaan alam yang terbilang besar, namun Indonesia sendiri masih terjebak dalam impor. Bahkan hingga sampai saat ini.

Pram berusaha untuk bertarung melawan sejarah karena dirinya tidak mau dilindas dan dikuasai oleh sejarah. Dirinya bertarung dengan menggunakan tulisan tulisan yang dituangkan dalam bentuk karya sastra. Tulisan tersebut diperjuangkan untuk melawan segala bentuk tidak adilan yang ada di negara saat itu. Dirinya tidak ingin menjadi Gabus yang hanya mengikuti ombak ketika sejarah tersebut mempermainkan bangsa.

Soes juga menceritakan bahwa Sang kakak merupakan sosok yang sangat Perfeksionis ketika mengeluarkan karya sastra. Biasanya, beliau melakukan riset riset dan juga kajian yang dalam untuk menuliskan karya terbaiknya, salah satunya dalam novel bumi manusia. Bumi manusia merupakan salah satu kisah yang diangkat pada jaman kolonial Belanda. Novel ini perlu dikaji dengan mendalam, perlu dipahami, dan jangan asal dibaca. Menurutnya juga, Hanum Bramantyo merupakan sosok yang sangat berani mengangkat novel bumi manusia tersebut ke layar lebar.

Menurutnya, sangat sulit untuk mengangkat novel tulisan Sang kakak menjadi sebuah. Menurutnya, film yang mengadopsi karya dari Pram tersebut bukan hanya digunakan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya. Dirinya juga berharap bahwa pesan pesan yang beragam dari novel bumi manusia ini bisa dapat tersampaikan dengan baik kepada para masyarakat yang menonton nya kelak.

Di dalam novel tersebut, Terdapat sosok tokoh bernama Minke. Minke merupakan sosok kamuflase dari Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo. Nama tersebut merupakan interpretasi dari sosok monyet hal tersebut memperlihatkan bahwa Belanda meredakan dan juga menghina Indonesia dengan menyebut tokoh besar seperti Tirto dengan sebutan hewan tersebut. Dirinya juga berharap bahwa ketika film ini nantinya akan ditayangkan, maka sosok yang memerankan haruslah memiliki karakter yang kuat. Seperti yang diketahui tersebut akan diperankan oleh Iqbal Ramadhan, yang dinilai terlalu muda memiliki karakter yang kurang tegas untuk memerangi tersebut.

]]>
Penulis Kontemporer Indonesia Terbaik http://expositoryessaywriting.net/penulis-kontemporer-indonesia-terbaik/ Sat, 22 Sep 2018 15:09:33 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=122 Satu cara yang nyaman dan menyenangkan untuk melihat bagian-bagian dunia yang berbeda adalah dengan melihatnya melalui mata para penulis yang paling cerdas. Dari satire agama hingga kisah yang mengharukan, temukan penulis Indonesia kontemporer terbaik.

Ayu Utami
Ayu Utami bukanlah orang Indonesia yang khas. Dia dikenal memiliki norma dan stereotip yang menantang, baik dalam karya maupun kehidupan pribadinya. Melalui karya-karya sastranya, jurnalis yang menjadi penulis cerita tentang seks, politik, dan sejarah; Sikap recherché yang mengawali gerakan sastra wangi dalam sastra Indonesia, di mana perempuan muda mengambil isu yang tidak konvensional atau bahkan kontroversial. Novel perdana Ayu Utami Saman adalah salah satu karya paling penting dan diakui dunia internasional, salah satu dari beberapa karya telah memenangkan Penghargaan Prince Claus dan telah dicetak ulang sebanyak 34 kali.

Goenawan Mohammad
Penulis dan penyair senior dari Indonesia ini telah berhasil membuat dirinya tetap relevan melalui dekade-dekadenya dalam menghiasi dunia sastra. Kolom mingguan politiknya selama tahun 1970-an di Majalah Tempo yang didirikan sendiri masih dihargai secara luas dan direferensikan oleh para penulis yang lebih muda. Tetapi di luar itu, Goenawan Mohammad juga telah bermartabat lingkup sastra Indonesia dengan puisi, esai, dan drama, semua bergema dengan gagasan politik yang berani dan liberal.

Andrea Hirata
Novel debut Andrea Hirata, Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) mengukuhkan namanya sebagai penulis berbakat dan berpengaruh dari Indonesia. Novel tahun 2005, yang dibuat di Pulau Belitung yang kecil dan asli di lepas pantai Sumatra, membantu membangun kawasan ini sebagai tujuan tropis yang sedang naik daun. Bahkan ada museum sastra yang dibangun di daerah itu untuk merayakan penulis kelahiran setempat. Sejak The Rainbow Troops series, Andrea Hirata telah menerbitkan novel-novel terlaris lainnya dan mengilhami film dan serial TV yang mengadaptasi karya-karyanya yang terbaik.

Sapardi Djoko Damono
Karena karirnya yang panjang dan sukses, penyair Indonesia ini bagaikan santo pelindung prosa dan puisi Indonesia. Dia secara luas dicintai karena puisi langsung dan non-sajak, sementara masih mencerminkan pesona sastra dan kefasihan di setiap baris. Dia juga menulis cerita pendek dan novel, yang terbaru adalah Pingkan Melipat Jarak, yang diterbitkan pada tahun 2017 ketika dia berusia 77 tahun. Karena popularitas mereka, banyak karya Sapardi telah diterjemahkan ke banyak bahasa, termasuk dialek lokal yang berbeda.

Dewi “Dee” Lestari
Penyanyi yang menjadi penulis ini memiliki sembilan buku bagus di bawah ikat pinggangnya, empat di antaranya telah diadaptasi menjadi film. Memulai karirnya dengan menerbitkan sendiri, namanya kini telah lebih sering menjadi daftar buku terlaris lebih sering daripada kebanyakan orang. Seri Supernova pemenang penghargaannya sangat dinantikan dan masih mewakili fiksi Indonesia yang terbaik. Dee Lestari juga dihormati secara luas di kalangan penulis dan komunitas kreatif sebagai inspirasi, dan kadang-kadang ia tampil sebagai tamu kehormatan dalam pameran buku internasional.

Djenar Maesa Ayu
Djenar Maesa Ayu, atau Nay, adalah tokoh publik yang agak kontroversial yang dicintai dan dibenci karena suara jujur ​​dan jujurnya tercermin dalam novel, cerpen, esai, dan filmnya. Dia berbicara tentang seks dan ‘tabu’ lainnya, seperti yang disebut oleh banyak kalangan konservatif. Perhatiannya yang mendetail dan mendalam tentang seksualitas, peran gender, hubungan dan sejenisnya memberinya banyak penghargaan dan penggemar internasional.

Intan Paramaditha
Intan Paramaditha memiliki berbagai karya yang diakui, dari makalah akademis, studi budaya, hingga fiksi belaka halaman. Selain novelnya, cerpen, dan antologi, karya-karya Intan juga telah diterbitkan di media Indonesia paling bergengsi seperti Kompas dan Koran Tempo. Banyak karya sastra yang sangat pribumi, padat dengan wawasan budaya dan intrik yang membuatnya bekerja sangat cerdas dan menyenangkan pada saat yang bersamaan.

]]>
Sastra wangi: Gerakan Sastra Feminis Seksi Indonesia http://expositoryessaywriting.net/sastra-wangi-gerakan-sastra-feminis-seksi-indonesia/ Fri, 14 Sep 2018 16:53:35 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=115 Ayu Utami dan novelnya tahun 1998 Saman dicatat sebagai memulai gerakan sastra wangi Sastra wangi (juga dieja sastrawangi; secara harfiah, “sastra harum”) adalah label yang diberikan kepada tubuh baru sastra Indonesia yang ditulis oleh para wanita muda, wanita urban Indonesia yang mengambil isu kontroversial seperti politik, agama dan seksualitas. Label kontroversial “sastra wangi” berasal dari kalangan pengkritik laki-laki di awal tahun 2000-an untuk mengkategorikan para penulis muda dan perempuan seperti Ayu Utami, Dewi Lestari, Fira Basuki dan Djenar Maesa Ayu. Utamis berkata, “Selalu ada kecenderungan untuk mengkategorikan karya sastra, dan sastra wangi adalah salah satu kategori tersebut … Media datang dengan [nama] karena kami bukan penulis tipikal yang digunakan untuk memimpin adegan sastra lokal. itu, saya tidak tahu arti atau arti dari sastra wangi. ” [Sumber: Wikipedia +]

Peter Janssen menulis dalam Newsweek, “Sejak kejatuhan Presiden Suharto yang otokratis lima tahun lalu, Indonesia telah mengalami banyak pergolakan: tiga presiden, kerusuhan dan demonstrasi yang tak terhitung banyaknya, bentrokan sektarian berdarah antara Muslim dan Kristen. Yang kurang disadari adalah munculnya sastra Indonesia yang provokatif, terimakasih kepada sekelompok wanita muda yang cerdas, berani, menarik, dan paham media yang mau membicarakan masalah seks. Tubuh mereka yang terus berkembang telah disatukan di bawah label sastra wangi – secara harfiah, “sastra harum” – sebuah istilah yang agak merendahkan yang tetap melekat dan membantu gerakan itu. “Ada kebebasan baru ditemukan sekarang,” kata Richard Oh, pemilik rantai QB World Book. “Para penulis ini tidak takut untuk mengatakan apa pun. Ini adalah tren baru pertama dalam sastra Indonesia untuk usia dan usia.” [Sumber: Peter Janssen, Newsweek, 19 Oktober 2003 <+>]

Utami meluncurkan gerakan itu dengan novel pertamanya, “Saman,” dua minggu sebelum jatuhnya Suharto. “Suksesi penulis wanita segera diikuti, masing-masing mendorong batas-batas orang yang datang sebelumnya. Dalam novel pertama Dewi Lestari yang sangat populer, “Supernova,” tokoh utamanya termasuk pasangan gay dan seorang pelacur. Djenar Maesa Ayu menerbitkan sebuah buku cerita pendek pemenang hadiah, termasuk salah satu berjudul “Keperawatan Dari Ayah,” di mana ia mengungkapkan penolakan seorang wanita muda terhadap tempat perempuan tradisional di masyarakat melalui metafora dari mengisap penis ayahnya daripada dirinya. payudara ibu. Dan Dinar Rahayu, yang mengenakan syal hijab Muslim tradisional di depan umum, menulis tentang sadomasochisme dan transseksualitas dalam buku pertamanya, “Ode to Leopold von Sacher Masoch.” Segera setelah diterbitkan, ia mengundurkan diri dari posisinya sebagai guru kimia di sekolah menengah Muslim yang progresif dan dikelola secara pribadi. Tetapi seperti kebanyakan rekan-rekannya, ia berhasil masuk ke daftar top-10 teratas di Indonesia. <+>

Beberapa percaya bahwa penulis sastra wangi hanya membawa cahaya ke arah keindahan alami negara. “Kami orang Indonesia banyak yang cabul,” kata Julia Suryakusmana, akademisi, penulis, penerbit dan feminis yang memproklamirkan dirinya. “Kami punya budaya tradisional kami sendiri yang sangat seksual. Hanya saja ada skizofrenia antara realitas historis dan apa yang disebut nilai ‘Timur’.” Skizofrenia itu mencapai ketinggian baru di bawah pemerintahan Suharto yang panjang, dari tahun 1966 hingga 1998. Setelah mengijinkan periode awal keterbukaan, pada awal tahun 1970-an Suharto menindak keras semua bentuk pemikiran kritis dan kreatif. “Untuk jangka waktu sekitar 25 tahun ada generasi yang hilang dalam hal sastra Indonesia, ketika penulis menulis lebih banyak dan lebih miring,” kata John McGlynn, direktur publikasi di Yayasan Lontar, sebuah organisasi nirlaba yang menerjemahkan sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris. “Hal yang menyegarkan – bukan hanya tentang penulis perempuan tetapi seluruh generasi penulis baru – adalah mereka mereklamasi suara mereka.” <+>

“Sejauh ini, suara itu tidak dalam bahaya dibungkam. Para pemimpin Muslim Indonesia, yang telah melakukan kampanye ketat terhadap pornografi dan pertunjukan tari sugestif di TV, telah meninggalkan sastra wangi saja. Itu mungkin tidak ada hubungannya dengan pesan dari pada medium; karena kebanyakan orang Indonesia tidak membaca, sastra tidak dianggap sama berbahayanya dengan media lain. “Lembaga agama tidak memperhatikan seni dan sastra karena dampak sastra terbatas,” kata Nirwan Derwanto, mantan editor jurnal Kalam yang dihormati. “Salah satu hal terbesar tentang gerakan sastra wangi adalah, membawa orang ke sastra.” Gerombolan perempuan yang berteriak-teriak meminta Utami untuk menandatangani salinan “Sex, Sketches and Stories” adalah bukti nyata dari itu. <+>

A. Junaidi dan Suryakusuma menulis di The Jakarta Post bahwa penulis sastra wangi memiliki beberapa kesamaan. Karya-karyanya cenderung diluncurkan di kafe dan toko buku, dengan para selebriti dan wartawan diundang. Para penulis sendiri adalah wanita yang lebih muda, umumnya memasuki industri sekitar usia 30, dan sering menarik secara fisik. Karya-karya tersebut biasanya terbuka secara terbuka

]]>
Arti dari Sastra Indonesia untuk Masyarakat http://expositoryessaywriting.net/arti-dari-sastra-indonesia-untuk-masyarakat/ Thu, 30 Aug 2018 16:39:24 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=111 Sastra Indonesia, puisi dan prosa tulisan dalam bahasa Jawa, Melayu, Sunda, dan bahasa lain dari masyarakat Indonesia.

Mereka termasuk karya yang ditransmisikan secara lisan dan kemudian diawetkan dalam bentuk tertulis oleh masyarakat Indonesia, sastra lisan, dan literatur modern yang mulai muncul pada awal abad ke-20 sebagai akibat dari pengaruh Barat.

Banyak dari lagu-lagu Indonesia, atau puisi, yang secara lisan ditransmisikan oleh penyanyi-imam profesional mewujudkan tradisi yang memiliki fungsi keagamaan.

Improvisasi memainkan peranan besar dalam puisi semacam ini, dan ada alasan untuk percaya bahwa dalam bentuknya yang sekarang sebagian besar tidak memiliki usia yang besar.

Bentuk prosa Indonesia yang ditransmisikan secara lisan sangat bervariasi dan mencakup mitos, cerita hewan dan “dongeng binatang,” dongeng, legenda, teka-teki dan teka-teki, serta anekdot dan kisah petualangan.

Para pahlawan ilahi dan hewan-hewan epik dari kisah-kisah ini menunjukkan pengaruh sastra India dan literatur tertulis dari budaya tetangga lainnya.

Literatur tertulis di Indonesia telah dilestarikan dalam berbagai bahasa Sumatera (Aceh, Batak, Rejang, Lampong, dan Melayu), dalam bahasa Jawa (Sunda dan Madura serta Jawa), di Bali dan Lombok, dan dalam lebih banyak bahasa penting dari Sulawesi Selatan (Makassar dan Bugis).

Sejauh ini yang paling penting dalam kuantitas dan kualitas adalah literatur dalam bahasa Jawa dan Melayu.

Contoh-contoh paling awal yang masih ada dari literatur Jawa berasal dari abad ke-9 atau ke-10. Posisi penting dalam sastra awal ini diduduki oleh prosa dan puitis versi Jawa dari dua epos Hindu besar, Mahabharata dan Ramayana.

Orang Jawa juga meminjam dari puisi pengadilan canggih India dalam bahasa Sanskerta, dalam prosesnya menjadikan orang Jawa dalam ekspresi, bentuk, dan perasaan.

Ketika Islam mencapai Jawa pada abad ke-15, kecenderungan mistik di dalamnya dimasukkan oleh orang-orang Jawa ke dalam literatur keagamaan mereka yang mistik.

Pengaruh Muslim sangat subur pada awal abad ke-17 di Aceh, di mana Melayu untuk pertama kalinya menjadi bahasa sastra tertulis yang penting.

Di Jawa, legenda orang-orang suci Muslim digabungkan dengan mitologi dan kosmologi yang diturunkan dari Hindu untuk menghasilkan karya-karya imajinatif narasi sejarah di mana elemen magico-mistik memainkan peran yang menonjol.

Literatur Jawa dan Melayu menurun di bawah pengaruh dominasi kolonial Belanda pada abad ke-18 dan ke-19. Baru pada abad ke-20 sastra Indonesia modern muncul, terkait erat dengan gerakan nasionalis dan cita-cita baru bahasa nasional, Bahasa Indonesia.

Setelah tahun 1920 sastra Indonesia modern dengan cepat menjadi ada. Muhammad Yamin dan penyair terkemuka lainnya saat ini dipengaruhi oleh bentuk dan mode ekspresif dari Romantis,

Parnassian, dan Syair Syair dari Eropa. Novel-novel Indonesia pertama juga muncul pada tahun 1920 dan 30-an; ini adalah karya-karya regional yang khas oleh Abdul Muis dan yang lainnya di mana tema sentralnya adalah perjuangan antar generasi, antara beban tradisionalisme yang kaku dan dorongan untuk kemajuan modern.

Pada tahun 1933, dengan munculnya ulasan Pudjangga Baru (“The New Writer”), generasi intelektual baru mulai menilai apakah mempertahankan nilai-nilai tradisional atau secara sadar menerima norma-norma Barat dalam upaya untuk membangun budaya Indonesia yang modern tetapi murni.

Diskusi ini disela oleh pendudukan Jepang atas Indonesia pada tahun 1942, yang akhirnya memecah generasi yang masih terikat erat dengan situasi kolonial Indonesia.

Dengan revolusi nasionalis Indonesia pada tahun 1945, generasi baru penulis muda yang sangat nasionalistis dan idealis yang mengakui humanisme universal menjadi yang terdepan.

Inspirasi dan pemimpin mereka adalah penyair besar Chairil Anwar, yang meninggal pada tahun 1949 pada usia 27. Penulis yang paling menonjol untuk muncul saat ini adalah Pramoedya Ananta Toer, yang dukungannya untuk revolusi menyebabkan penangkapannya pada tahun 1947 oleh penguasa kolonial Belanda.

Dia menulis novel pertamanya yang diterbitkan, Perburuan (1950; The Fugitive), saat dipenjara.

Iklim politik berubah secara radikal setelah peristiwa-peristiwa kekerasan yang mengepung asumsi kekuasaan Suharto pada 1965-1966.

Sensor pemerintah yang ketat diperkenalkan, dan banyak penulis yang dipenjarakan atau dibungkam.

Berlanjutnya pembatasan kebebasan berekspresi membatasi aktivitas sastra selama beberapa dekade berikutnya, meskipun pembatasan ini agak berkurang setelah pengunduran diri Suharto dari kursi kepresidenan, pada tahun 1998.

]]>
Novelis dan Sastra Indonesia Termuda Raisa Affandi http://expositoryessaywriting.net/novelis-dan-sastra-indonesia-termuda-raisa-affandi/ Sun, 19 Aug 2018 15:00:05 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=107 Pada tahun 2011, Deanna Ramsay menulis di Jakarta Post, “Tambahan baru untuk kohor novelis Indonesia baru saja muncul. Namanya Raisa Affandi, dan dia baru 11 tahun. Novel pertama Raisa diterbitkan sedikit lebih dari seminggu yang lalu. Berjudul Mimi Bo dan Buku Harian yang Hilang, karya yang penuh semangat dan inventif diatur dalam sebuah fantasi mimpi yang kadang-kadang bermimpi. Satu bagian Harry Potter untuk pengaturan sekolahnya di tengah-tengah intrik siswa, satu bagian Charlie dan Pabrik Coklat untuk obsesinya dengan permen dan satu bagian ilusi surealis ala The Beatles ‘“Lucy in the Sky with Diamonds”, Mimi Bo, dan Diary Hilang – di 195 halaman – adalah pencapaian luar biasa untuk seseorang yang begitu muda. Dan, novel itu ditulis dalam bahasa Inggris. [Sumber: Deanna Ramsay, Jakarta Post, 14 Maret 2011 ==]

“Setelah menghabiskan beberapa waktu bersama Raisa, jelas dia bersemangat membaca dan menulis, kamarnya penuh dengan buku-buku dan sisa-sisa komposisi sendiri. Ketika ditanya apa yang memotivasi dia untuk memulai menulis novel, Raisa mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh adik perempuannya, Kyla. Raisa mulai menulis Mimi Bo dan Diary Hilang di tahun 2008 tepat setelah Kyla lahir dan mendasarkan karakter utama, Mimi Bo, pada adik perempuannya tercinta. Mimi Bo dalam novel adalah anak dewasa sebelum waktunya dengan pikiran maju jauh melampaui 3 bulannya. Seperti Raisa sendiri menjelaskan pekerjaannya, “Saya hanya ingin membuat buku tentang bayi karena saya tahu gambarnya akan lucu karena bayi itu imut.” ==

“Tapi, pekerjaannya bukan hanya tentang bayi; ini adalah tentang anak-anak dengan kesadaran dunia di sekitar mereka yang jauh lebih dalam daripada orang dewasa dalam cerita berimajinasi. Misalnya, bayi dengan cerdik menggunakan tangisan sebagai taktik untuk mencapai tujuan lain. Ketika ditanya tentang proses penulisan novel, yang membawanya kira-kira setahun, Raisa berkata, “Awalnya saya tidak tahu cerita apa yang akan terjadi kecuali ada bayi-bayi yang istimewa di sekolah khusus ini. Kemudian saya mulai menambahkan lebih banyak ide dan lebih banyak ide sampai akhir. “==

“Buku ini, dihiasi dengan gambar cat air yang hidup, diatur di sekolah yang merupakan surga virtual untuk bayi (dan orang dewasa dalam hal ini), menampilkan bangau sebagai transportasi umum, klub pelangi yang bertemu selama badai, sederetan barang-barang manis yang dekaden untuk makan dan disko bayi. Ada juga misteri yang melibatkan, seperti judul berkonotasi, buku harian yang hilang, bersama-sama dengan deskripsi hidup dari situs-situs yang lahir dari imajinasi yang hidup: makanan sehat yang rasanya seperti es krim stroberi, sebuah pintu yang mengarah ke puncak awan bantal dan air mancur coklat dan kolam renang limun. ==

“Orangtua Raisa mengatakan pada awalnya mereka bahkan tidak menyadari bahwa dia sedang menulis buku sampai suatu hari mereka melihatnya dengan sibuk, dan dengan senang hati, mengetik di komputer dan bertanya apa yang dia lakukan. Sekarang, Raisa mengatakan dia membayangkan pekerjaan awalnya sebagai bagian dari seri, setiap buku ditetapkan pada bulan berikutnya di tahun sekolah. Dia hampir menyelesaikan buku dua, yang mengambil giliran yang agak berbeda, menampilkan “monster di sekolah [yang] ternyata menjadi orang baik”, agen rahasia dan berbagai kegiatan sleuthing. Dia juga menemukan bahasa bayi untuk bukunya, Baahian, mengutip lagi inspirasi adik perempuannya. Yang jelas, minat Raisa terletak pada bahasa; dia fasih berbahasa Inggris dan Indonesia.

“Raisa menghabiskan empat tahun formatifnya di Cambridge, Inggris, sementara ayahnya bekerja di PhD dan ibunya sebagai M.A., dan bahasa Inggris pada dasarnya adalah bahasa pertamanya. Saat ini tinggal di Jakarta dan bersekolah di sekolah internasional dengan pengajaran dalam bahasa Indonesia dan Inggris, Raisa masih lebih suka membaca buku-buku berbahasa Inggris, mengatakan bahwa dia sangat suka membaca seri Harry Potter, The Necromancer dan cerita horor atau “apa pun yang menyeramkan”.

Orangtuanya juga mengatakan bahwa dia bahkan akan mengambil buku-buku mereka dan membaca dengan teliti mereka, apakah teks tentang ekonomi atau bekerja pada teori probabilitas.

Sumber Gambar:

Sumber Teks: New York Times, Washington Post, Los Angeles Times, Times of London, Panduan Lonely Planet, Perpustakaan Kongres, Ensiklopedia Compton, The Guardian, National Geographic, majalah Smithsonian, The New Yorker, Time, Newsweek, Reuters, AP, AFP, Wall Street Journal, The Atlantic Monthly, The Economist, Global Viewpoint (Christian Science Monitor), Kebijakan Luar Negeri, Wikipedia, BBC, CNN, dan berbagai buku, situs web dan publikasi lainnya.

]]>
Penulis Sastra dan Buku Modern di Indonesia http://expositoryessaywriting.net/penulis-sastra-dan-buku-modern-di-indonesia/ Fri, 10 Aug 2018 19:16:56 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=100 Penulis Sastra –  Dalam konflik antara politik sayap kiri dan kanan pada 1950-an dan awal 1960-an, organisasi-organisasi penulis tertarik ke dalam keributan.

Dalam pembersihan antikomunis di akhir 1960-an, beberapa penulis yang telah berpartisipasi dalam organisasi sayap kiri dipenjarakan.

Yang paling terkenal adalah Pramoedya Ananta Toer, seorang nasionalis yang juga pernah dipenjara oleh Belanda dari tahun 1947 hingga 1949.

Ia menyusun buku-buku sebagai cerita yang diceritakan kepada sesama tahanan di pengasingan di pulau Buru dari tahun 1965 hingga 1979. Penulis Sastra

Ia dibebaskan dari Buru dan menetap di Jakarta, tetapi tetap berada di bawah tahanan kota. Empat novelnya, Buru Quartet, diterbitkan antara tahun 1980 dan 1988 dalam bahasa Indonesia, adalah film dokumenter yang kaya tentang kehidupan di Jawa kolonial pergantian abad.

Mereka dilarang di Indonesia selama Orde Baru. Pram (seperti yang umumnya dikenal, berima dengan Tom) menerima PEN Kebebasan-untuk-Tulis Penghargaan pada tahun 1988 dan Magsaysay Award pada tahun 1995. Dalam terjemahan bahasa Inggris, Penulis Sastra

Buru Quartet menerima pujian kritis, dan setelah akhir Orde Baru di 1999, Pram melakukan tur ke Amerika Serikat. Dia adalah satu-satunya novelis Indonesia yang telah menerima pujian seperti itu di luar negeri.Penulis Sastra

Penulis dan intelektual terkenal antara lain: W. S. Rendra, penyair besar dan dramawan yang mencapai ketenaran selama Orde Baru karena mengambil sikap menentang pemerintah; Akhdiat Miharja, tokoh kunci dalam sastra selama 1940-an dan 1950-an; Des Alwi, salah satu tokoh terakhir dari periode revolusioner (dia adalah putra angkat Mohammad Hatta dan rekan dekat Sutan Syahrir), dan kemudian diplomat dan penulis; dan Rosihan Anwar, reporter legendaris, kolumnis, dan intelektual publik. Penulis Sastra

Chairil Anwar juga tokoh penting dalam dunia sastra dan anggota kelompok penulis Generasi 45 yang aktif dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. [Sumber: Perpustakaan Kongres, 2 Agustus 2011 William H. Frederick]

Beberapa penulis Indonesia terkenal mengatur cerita mereka dalam kata-kata fantasi. Lainnya telah menggunakan periode Belanda untuk mengkritik era Soekarno dan Suharto.

Penari oleh Ahmad Tohari dilarang di bawah Soeharto. Itu tentang kehidupan desa selama pembantaian di tahun 1860-an. Ini menggambarkan gambaran militer yang tidak menarik. Penulis Sastra

Mochtar Lubis adalah penulis Indonesia lain yang sangat dihormati. Novelnya yang paling terkenal, Twilight di Jakarta, meneliti korupsi dan masalah orang miskin di Jakarta pada 1950-an. Buku ini juga dilarang dan Lubis dipenjara. Fira Basuki menulis trilogi Jendala-Jendala (“The Windows”), Pintu (“The Door”) dan Atap (“The Roof”). Dew Lestari adalah seorang penyanyi yang menulis novel populer Supernova.

Lihat Artikel Terpisah tentang Pramoedya Ananta Toer

]]>
Sastra Majapahit dan Nagarakertagama http://expositoryessaywriting.net/sastra-majapahit-dan-nagarakertagama/ Mon, 30 Jul 2018 00:03:06 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=96 Sastra Indonesia – Selama periode Majapahit, pada abad 13-15, budaya Jawa Timur mencapai puncaknya. Paruh kedua abad ke-14 khususnya melihat berkembangnya sastra dan arsitektur.

Para penulis Majapahit melanjutkan perkembangan dalam sastra dan wayang (wayang kulit) yang dimulai pada periode Kediri. Karya paling terkenal saat ini,

Desawarnaña karya Mpu Prapañca, sering disebut sebagai Nāgarakertāgama, yang disusun pada tahun 1365, yang memberi kita pandangan yang sangat mendetail tentang kehidupan sehari-hari di provinsi pusat kerajaan.

Banyak karya klasik lainnya juga berasal dari periode ini, termasuk kisah Panji yang terkenal, roman populer berdasarkan sejarah Jawa Timur yang dicintai dan dipinjam oleh pendongeng sejauh Thailand dan Kamboja.

Banyak praktik administrasi dan hukum Majapahit yang mengatur perdagangan dikagumi dan kemudian ditiru di tempat lain, bahkan oleh kekuatan baru yang mencari kemerdekaan dari kontrol kekaisaran Jawa. [Sumber: Perpustakaan Kongres]

“Negara Kertagama,” oleh penulis Jawa terkenal Prapancha (1335-1380) ditulis selama periode emas Majapahit, ketika banyak karya sastra diproduksi.

Bagian-bagian buku tersebut menggambarkan hubungan diplomatik dan ekonomi antara Majapahit dan sejumlah negara Asia Tenggara termasuk Myanmar, Thailand, Tonkin, Annam, Kampuchea dan bahkan India dan Cina. Karya-karya lain dalam Kawi, bahasa Jawa kuno, adalah “Pararaton,” “Arjuna Wiwaha,” “Ramayana,” dan “Sarasa Muschaya.” Di zaman modern, karya-karya ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa modern untuk tujuan pendidikan. [Sumber: ancientworlds.net]

Penjelasan tentang ibukota Majapahit dari puisi epik Jawa Kuno Nagarakertagama mengatakan: “Dari semua bangunan, tidak ada yang kekurangan pilar, memiliki ukiran yang bagus dan berwarna” [Dalam dinding kompon], “ada paviliun-paviliun yang beratap dengan serat aren, seperti pemandangannya. dalam sebuah lukisan … Kelopak-kelopak katangga ditaburkan di atas atap karena mereka jatuh tertiup angin.

Atapnya seperti gadis-gadis dengan bunga-bunga yang ditata di rambut mereka, menyenangkan mereka yang melihatnya.

Sastra dari Zaman Belanda di Indonesia
Pada zaman kolonial beberapa literatur diterbitkan dalam bahasa daerah, yang paling dalam bahasa Jawa, tetapi ini dihentikan setelah kemerdekaan Indonesia.

Penerbit resmi paling awal untuk sastra Indonesia adalah Balai Pustaka, yang didirikan di Batavia pada tahun 1917. Kebudayaan nasional diungkapkan dan, dalam beberapa hal dibentuk, melalui bahasa Melayu-Indonesia (dipahami oleh banyak orang) dan surat kabar, pamflet, puisi, novel, dan cerita pendek bagi mereka yang bisa membaca. [Sumber: everyculture.com]

Literatur tentang ekspansi Belanda dan Hindia Belanda sangat luas. Pekerjaan yang paling komprehensif pada Sistem Budidaya mungkin adalah Desa Jawa Robert E. Elson di bawah Sistem Tanam Paksa. Novel 1860 Max Havelaar: Atau Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda oleh Multatuli, nama samaran Eduard Douwes Dekker, masih bacaan yang menawan. Itu polemik melawan ketidakadilan oleh penjajah Belanda di Jawa pada 1850-an.

Sejarah Indonesia Modern oleh Adrian Vickers memulai liputannya dengan akhir abad kesembilan belas, dan koleksi makalah yang diedit oleh Robert B. Cribb dalam The Late Colonial State di Indonesia sangat bermanfaat. *

]]>
Sejarah Tutur Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia http://expositoryessaywriting.net/sejarah-tutur-bahasa-indonesia-dan-sastra-indonesia/ Fri, 20 Jul 2018 00:40:50 +0000 http://expositoryessaywriting.net/?p=92 Sastra Indonesia – Indonesia telah menciptakan banyak penulis terkenal. Ada juga tradisi panjang, khususnya di antara penduduk Melayu secara etnis, komposisi puisi verbal, interaktif, dan spontan yang disebut sebagai ‘pantun’. Ada tradisi panjang Jawa penyair sebagai “suara pada angin,” seorang kritikus otoritas. Selama era Soeharto, penyair dan penulis drama telah dilarang, di antaranya W. S. Rendra yang lakonnya tidak diizinkan di Jakarta.Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis terkenal memenangkan Magsaysay Award dan dipertimbangkan untuk Hadiah Nobel Sastra.

Warisan sastra Indonesia termasuk telapak tangan berusia berabad-abad, bambu, dan naskah serat lainnya dari beberapa bangsa terpelajar, seperti Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Rejang, dan Batak. The Nagarakrtagama abad keempat belas adalah puisi panjang memuji Raja Hayam Wuruk dan menggambarkan kehidupan dan struktur sosial kerajaannya, Majapahit. I La Galigo dari Bugis, yang menelusuri petualangan pahlawan budaya mereka, Sawerigading, adalah salah satu puisi epik terpanjang di dunia. Sastra Indonesia

Meskipun budaya India, yang sebagian besar diwujudkan di Asia Tenggara dengan bahasa Sanskerta dan agama Hindu dan Buddha, sangat digemari oleh elit masyarakat yang ada, biasanya konsep-konsep India, seperti kasta dan status inferior perempuan, tampak telah membuat sedikit atau tidak ada kemajuan terhadap tradisi-tradisi Indonesia yang ada. Tidak ada tempat di mana peradaban India diterima tanpa perubahan; sebaliknya, bentuk-bentuk keagamaan India yang lebih rumit dan terminologi linguistik digunakan untuk memurnikan dan mengenakan konsep-konsep pribumi. Di Jawa bahkan bentuk-bentuk eksternal asal India ini berubah menjadi bentuk khas Indonesia. Tradisi memainkan menggunakan wayang kulit Jawa (wayang), asal-usul yang mungkin tanggal ke zaman neolitik, dibawa ke tingkat baru kecanggihan dalam menggambarkan drama Hindu kompleks (lakon) selama periode Indiaisasi. Bahkan kemudian Islam yang meninggalkan representasi bergambar dari manusia membawa, membawa perkembangan baru ke tradisi wayang melalui berbagai perbaikan pada abad keenam belas hingga kedelapan belas.Sastra Indonesia

Orang Jawa memiliki sejarah sastra sejak abad ke-8. Banyak cerita rakyat mereka didasarkan pada kisah-kisah Hindu dari India. Selama Medang atau Kerajaan Mataram — sebuah kerajaan Hindu-Budha Jawa yang berkembang antara abad ke-8 dan 10 di Jawa Tengah, dan kemudian di Jawa Timur — ada perkembangan seni, budaya, dan sastra, terutama melalui terjemahan agama Hindu-Budha. teks dan transmisi dan adaptasi ide-ide Hindu-Buddha. Narasi relief dari epik Hindu Ramayana diukir di dinding Candi Prambanan. Selama periode ini, Kakawin Ramayana, sebuah terjemahan Jawa kuno ditulis. Kakawin Ramayana ini, juga disebut Yogesvara Ramayana, dikaitkan dengan juru tulis Yogesvara sekitar abad ke-9 M, yang bekerja di istana Medang di Jawa Tengah. Ini memiliki 2.774 bait dalam gaya manipravala, campuran prosa Jawa Sanskerta dan kuno. Versi yang paling berpengaruh dari Ramayana adalah Ravanavadham dari Bhatti, yang dikenal sebagai Bhattikavya. Ramayana Jawa sangat berbeda dari Hindu aslinya. [Sumber: metapedia.org]

“Ketika Islam mulai menyebar di seluruh pulau Indonesia pada abad ke-12, itu juga membawa jenis baru pengaruh budaya dari dunia Islam, dari budaya Arab, Persia dan India Barat Islam. Mereka termasuk sastra, jenis instrumen, bentuk musik, gaya pengajian teks suci, dan juga beberapa bentuk tarian. Dalam banyak kasus, elemen-elemen baru ini dengan cepat terlokalkan dan mereka bercampur dengan unsur-unsur animisme dan Hindu-Buddha yang sebelumnya. Contoh yang baik adalah wayang batang wayang golek, yang berakar kuat pada wayang kulit tua yang terutama berurusan dengan mitologi Hindu. Wayang golek, bagaimanapun, mengambil materi plot utamanya dari cerita Menak Islam. Suatu perpaduan serupa dari lapisan budaya dapat diakui di banyak tradisi Indonesia. **

]]>