Paramoedya Ananta Toer, sastrawan yang akrab dipanggil Pram tersebut merupakan salah satu sastrawan Kenamaan Indonesia yang karyanya mendunia. Beliau memiliki adik laki laki bernama Soesilo Toer. Bagi Sang adik, Pram bukan hanya seorang kakak sulung saja. Dirinya juga merupakan sosok orang tua dan juga Patron dalam kehidupan mereka.
Soes mengenang sosok Pramoedya sebagai sosok yang sangat pemberani dan juga idealis. Sama seperti Sang kakak, dirinya juga menyukai dunia penulisan dan sastra. Menurutnya, Sang kakak adalah berjuang Indonesia yang memiliki cita cita tinggi untuk menjayakan bangsa dan juga negaranya.
Di matanya, segala sesuatu yang dilakukan oleh Sang kakak memberikan bukti kecintaanNya kepada tanah air dan juga bangsa. Rasa solidaritas yang tinggi juga ditujukan kepada umat umat yang tertindas. Beliau juga dikenal memiliki hati nurani yang selalu peka terhadap keadilan, kebenaran, dan juga kemerdekaan bagi bangsa. Saat itu, kondisi Indonesia merupakan salah satu bentuk pernyataan yang menyakitkan dan juga pahit di matanya. Bangsa Indonesia yang terkenal besar memiliki keadaan yang kacau. Walaupun negara tersebut memiliki kekayaan alam yang terbilang besar, namun Indonesia sendiri masih terjebak dalam impor. Bahkan hingga sampai saat ini.
Pram berusaha untuk bertarung melawan sejarah karena dirinya tidak mau dilindas dan dikuasai oleh sejarah. Dirinya bertarung dengan menggunakan tulisan tulisan yang dituangkan dalam bentuk karya sastra. Tulisan tersebut diperjuangkan untuk melawan segala bentuk tidak adilan yang ada di negara saat itu. Dirinya tidak ingin menjadi Gabus yang hanya mengikuti ombak ketika sejarah tersebut mempermainkan bangsa.
Soes juga menceritakan bahwa Sang kakak merupakan sosok yang sangat Perfeksionis ketika mengeluarkan karya sastra. Biasanya, beliau melakukan riset riset dan juga kajian yang dalam untuk menuliskan karya terbaiknya, salah satunya dalam novel bumi manusia. Bumi manusia merupakan salah satu kisah yang diangkat pada jaman kolonial Belanda. Novel ini perlu dikaji dengan mendalam, perlu dipahami, dan jangan asal dibaca. Menurutnya juga, Hanum Bramantyo merupakan sosok yang sangat berani mengangkat novel bumi manusia tersebut ke layar lebar.
Menurutnya, sangat sulit untuk mengangkat novel tulisan Sang kakak menjadi sebuah. Menurutnya, film yang mengadopsi karya dari Pram tersebut bukan hanya digunakan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya. Dirinya juga berharap bahwa pesan pesan yang beragam dari novel bumi manusia ini bisa dapat tersampaikan dengan baik kepada para masyarakat yang menonton nya kelak.
Di dalam novel tersebut, Terdapat sosok tokoh bernama Minke. Minke merupakan sosok kamuflase dari Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo. Nama tersebut merupakan interpretasi dari sosok monyet hal tersebut memperlihatkan bahwa Belanda meredakan dan juga menghina Indonesia dengan menyebut tokoh besar seperti Tirto dengan sebutan hewan tersebut. Dirinya juga berharap bahwa ketika film ini nantinya akan ditayangkan, maka sosok yang memerankan haruslah memiliki karakter yang kuat. Seperti yang diketahui tersebut akan diperankan oleh Iqbal Ramadhan, yang dinilai terlalu muda memiliki karakter yang kurang tegas untuk memerangi tersebut.